Selasa, 13 September 2011

kepemimpinan transformatif atau transaksional

Diposting oleh hannidwijayanti di 22.48 1 komentar


A leader is a dealer in hope .Seorang pemimpin adalah penjual sekaligus pembeli harapan , Demikian petuah Napoleon Bonaparte .


Manajemen harapan


Susilo bambang yudhoyono memasuki periode kedua pemerintahannya dengan mengantongi kemenangan dan harapan publik yang dasyat .Modal sosial politiknya hampir sempurna . partai demokrat didirikan menjadi juara dalam pemilu legilslatif 2009, SBY jga tak harus melalui dua putaran seperti yg d alami pada 2004 . Sebanyak 60% lebih pemilih memberika dukungan kepadanya . Namun itulah yg membedakan kondisi awal dengan sekarang di pemerintahan SBY periode kedua ini . Hampir dua tahun ini SBY gemar membuang deposito kepercayaan publik, terutama pada bidang penegakan hukum dan pemberantasan korupsi . Ekpetasi publik terhadap SBY di periode kedua tentu lebih tinggi daripada periode pertama . Lihatlah dampaknya kualitatif bangsa kehilangan optimisme dan harapan menjadi langka di republik ini .kepercayaan publik terhadap pmerintah pun semakin melorot . "berhentilah berpuisi dan mulailah berprosa " Ironisnya pemimpin kita terlalu asik berpuisi dengan bait ndah, di wacanakan. Memerintah itu bagaikan prosa yang diisi dengan yang menguraikan sekaligus menuntaskan .


Gaya politik transaksional bertumpu pada konsesi politik . ketegasan menjadi mahal karena terlalu banyak pertimbangan . Model transaksional ini tumbuh dalam sistem politik kartel . Dalam studi kepemimpinan . Model transformatif yang menpunyai visi masa depan dan menolak transaksi jangka pendek .


Sekarang qta berefleksi : sudahkah para pemimpin kita menerapkan gaya kepemimpinan transformatif ? qta akui indonesia masih miskin pemimpin transformatif . Mereka lebih memprioritaskan kepentingan jangka pendek dan politik barter untuk mengamankan posisi masing - masing .

Selasa, 13 September 2011

kepemimpinan transformatif atau transaksional



A leader is a dealer in hope .Seorang pemimpin adalah penjual sekaligus pembeli harapan , Demikian petuah Napoleon Bonaparte .


Manajemen harapan


Susilo bambang yudhoyono memasuki periode kedua pemerintahannya dengan mengantongi kemenangan dan harapan publik yang dasyat .Modal sosial politiknya hampir sempurna . partai demokrat didirikan menjadi juara dalam pemilu legilslatif 2009, SBY jga tak harus melalui dua putaran seperti yg d alami pada 2004 . Sebanyak 60% lebih pemilih memberika dukungan kepadanya . Namun itulah yg membedakan kondisi awal dengan sekarang di pemerintahan SBY periode kedua ini . Hampir dua tahun ini SBY gemar membuang deposito kepercayaan publik, terutama pada bidang penegakan hukum dan pemberantasan korupsi . Ekpetasi publik terhadap SBY di periode kedua tentu lebih tinggi daripada periode pertama . Lihatlah dampaknya kualitatif bangsa kehilangan optimisme dan harapan menjadi langka di republik ini .kepercayaan publik terhadap pmerintah pun semakin melorot . "berhentilah berpuisi dan mulailah berprosa " Ironisnya pemimpin kita terlalu asik berpuisi dengan bait ndah, di wacanakan. Memerintah itu bagaikan prosa yang diisi dengan yang menguraikan sekaligus menuntaskan .


Gaya politik transaksional bertumpu pada konsesi politik . ketegasan menjadi mahal karena terlalu banyak pertimbangan . Model transaksional ini tumbuh dalam sistem politik kartel . Dalam studi kepemimpinan . Model transformatif yang menpunyai visi masa depan dan menolak transaksi jangka pendek .


Sekarang qta berefleksi : sudahkah para pemimpin kita menerapkan gaya kepemimpinan transformatif ? qta akui indonesia masih miskin pemimpin transformatif . Mereka lebih memprioritaskan kepentingan jangka pendek dan politik barter untuk mengamankan posisi masing - masing .

Poll

Powered By Blogger

Buscar

Copyright Text

 

My scrap blog Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei