Sabtu, 22 November 2014
analisa dari makalah kecurangan dalam profesi akuntansi serta opini nya
Kecenderungan Kecurangan Akuntansi (KKA) telah mendapatkan banyak perhatian media sebagai dinamika yang sering terjadi. Terdapat opini bahwa KKAdapat dikatakan sebagai tendensi korupsi dalam definisi dan terminologi karenaketerlibatan beberapa unsur yang terdiri dari pengungkapan fakta-faktamenyesatkan, pelanggaran aturan atau penyalahgunaan kepercayaan, dan omisifakta kritis (Soepardi,2007:24). Indikasi adanya KKA dapat dilihat dari bentuk kebijakan yang disengaja dan tindakan yang bertujuan untuk melakukan penipuanatau manipulasi yang merugikan pihak lain. KKA meliputi berbagai bentuk,seperti tendensi untuk melakukan tindak korupsi, tendensi untuk penyalahgunaanaset, dan tendensi untuk melakukan pelaporan keuangan yang menipu(Thoyibatun, 2009).Kasus KKA yang terjadi di Indonesia terjadi baik pada sektor publik maupun sektor swasta mempunyai bentuk yang hampir sama, hanya berbedadalam hal tempat atau objek. Pada sektor publik, bentuk dari KKA adalahkebocoran anggaran.
Selain kecenderungan kecurangan akuntansi (KKA), perilaku tidak etis juga mempengaruhi banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang terjadi diindonesia. Perilaku tidak etis yaitu suatu perilaku menyimpang yang dilakukanseseorang untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Robinson, dalamThoyibatun (2009), perilaku tidak etis dapat berupa penyalahgunaankedudukan/posisi (abuse position), penyalahgunaan kekuasaan (abuse power ),penyalahgunaan sumber daya organisasi (abuse resources),serta perilaku yangtidak berbuat apa-apa (no action).Perilaku tidak etis berbeda dengan kecenderungan kecurangan akuntansi.Pada kecenderungan kecurangan akuntansi, lebih menekankan pada adanyakesengajaan untuk melakukan tindakan penghilangan atau penambahan jumlahtertentu sehingga terjadi salah saji dalam laporan keuangan untuk tujuan tertentusedangkan perilaku tidak etis merupakan perilaku seseorang yangmenyalahgunakan kekuasaan maupun jabatan untuk tujuan tertentu. Namundemikian, baik perilaku tidak etis maupun kecenderungan kecurangan akuntansimemiliki peranan dalam banyaknya korupsi yang terjadi di Indonesia.
Diperlukan pengendalianinternal yang efektif.. Keefektifan pengendalian internal juga merupakan faktor yang mempengaruhi adanya kecenderungan kecurangan akuntansi dan perilakutidak etis. Pengendalian internal memegang peran penting dalam organisasi untuk meminimalisir terjadinya kecurangan. Pengendalian internal yang efektif akanmenutup peluang terjadinya perilaku yang tidak etis serta kecenderungan untuk berlaku curang dalam akuntansi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Sabtu, 22 November 2014
analisa dari makalah kecurangan dalam profesi akuntansi serta opini nya
Kecenderungan Kecurangan Akuntansi (KKA) telah mendapatkan banyak perhatian media sebagai dinamika yang sering terjadi. Terdapat opini bahwa KKAdapat dikatakan sebagai tendensi korupsi dalam definisi dan terminologi karenaketerlibatan beberapa unsur yang terdiri dari pengungkapan fakta-faktamenyesatkan, pelanggaran aturan atau penyalahgunaan kepercayaan, dan omisifakta kritis (Soepardi,2007:24). Indikasi adanya KKA dapat dilihat dari bentuk kebijakan yang disengaja dan tindakan yang bertujuan untuk melakukan penipuanatau manipulasi yang merugikan pihak lain. KKA meliputi berbagai bentuk,seperti tendensi untuk melakukan tindak korupsi, tendensi untuk penyalahgunaanaset, dan tendensi untuk melakukan pelaporan keuangan yang menipu(Thoyibatun, 2009).Kasus KKA yang terjadi di Indonesia terjadi baik pada sektor publik maupun sektor swasta mempunyai bentuk yang hampir sama, hanya berbedadalam hal tempat atau objek. Pada sektor publik, bentuk dari KKA adalahkebocoran anggaran.
Selain kecenderungan kecurangan akuntansi (KKA), perilaku tidak etis juga mempengaruhi banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang terjadi diindonesia. Perilaku tidak etis yaitu suatu perilaku menyimpang yang dilakukanseseorang untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Robinson, dalamThoyibatun (2009), perilaku tidak etis dapat berupa penyalahgunaankedudukan/posisi (abuse position), penyalahgunaan kekuasaan (abuse power ),penyalahgunaan sumber daya organisasi (abuse resources),serta perilaku yangtidak berbuat apa-apa (no action).Perilaku tidak etis berbeda dengan kecenderungan kecurangan akuntansi.Pada kecenderungan kecurangan akuntansi, lebih menekankan pada adanyakesengajaan untuk melakukan tindakan penghilangan atau penambahan jumlahtertentu sehingga terjadi salah saji dalam laporan keuangan untuk tujuan tertentusedangkan perilaku tidak etis merupakan perilaku seseorang yangmenyalahgunakan kekuasaan maupun jabatan untuk tujuan tertentu. Namundemikian, baik perilaku tidak etis maupun kecenderungan kecurangan akuntansimemiliki peranan dalam banyaknya korupsi yang terjadi di Indonesia.
Diperlukan pengendalianinternal yang efektif.. Keefektifan pengendalian internal juga merupakan faktor yang mempengaruhi adanya kecenderungan kecurangan akuntansi dan perilakutidak etis. Pengendalian internal memegang peran penting dalam organisasi untuk meminimalisir terjadinya kecurangan. Pengendalian internal yang efektif akanmenutup peluang terjadinya perilaku yang tidak etis serta kecenderungan untuk berlaku curang dalam akuntansi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar